Pada musim 2006-07, Van Nistelrooy menyamai rekor Hugo Sanchez sebagai pemain yang mampu mencetak gol secara beruntun terbanyak di Divisi Primera. Pada musim itu, Van Nistelrooy terus mencetak gol dalam tujuh pertandingan.
Ruud van Nistelrooy dilahirkan untuk menjadi pencetak gol ulung. Bermain di mana saja, dia mampu menyumbang banyak gol bagi klub yang dibelanya.
Tanda-tanda ketajamannya sudah terlihat sejak pertama kali dia memulai karier di Den Bosch pada 1993. Pada musim 1996-97, Van Nistelrooy mencetak 13 gol dari 31 penampilan di Eerstedivisie. Prestasi itu mengantarnya bermain di Eredivisie bersama Heerenveen pada musim 1997-98.
Di klub barunya, Van Nistelrooy menyumbang 12 gol dari 31 partai. Hal ini membuat PSV Eindhoven terpikat. Maka, tanpa ragu PSV merogoh kocek 6,3 juta euro untuk memecahkan rekor transfer antarklub Belanda, demi memboyong Van Nistelrooy ke Stadion Phillips pada awal musim 1998-99.
Keputusan PSV tidak salah. Van Nistelrooy menjelma menjadi striker berbahaya. Dua musim pertama di PSV, dia selalu menjadi top skorer Eredivisie dengan 31 gol dan 29 gol. Gol itu membantu PSV merebut gelar juara Eredivisie 1999-00.
Awal musim 2000-01, Van Nistelrooy hampir pindah ke Manchester United. Malang, sehari setelah ada kesepakatan transfer antara PSV dan MU, lutut Van Nistelrooy cedera. Ini membuat kepindahannya ke MU tertunda dan dia hanya bermain 10 kali di Eredivisie.
MU bersabar menunggu kesembuhannya. Terbukti pada awal musim 2001-02, The Red Devils, kembali mendekatinya. Kali ini tidak ada aral yang melintang. Van Nistelrooy pindah ke Stadion Old Trafford.
Di musim pertama di MU, dia langsung mencetak 23 gol dari 32 main di Premier League. Ini membuatnya terpilih sebagai PFA Player of The Year 2002. Musim berikutnya ketajaman Van Nistelrooy terus meningkat. Dia mencetak 25 gol untuk membuatnya menjadi top skorer Premier League musim 2002-03. Tidak hanya itu, dia juga menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Champions 2002-02.
Musim 2003-04, Van Nistelrooy terus mempertahankan ketajamannya. Namun sayang di musim 2004-05, dia sering terkena cedera yang membuatnya hanya tampil 17 kali di Premier League.
Hubungan tak sedap dengan manajer Alex Ferguson membuat masa depan Van Nistelrooy di MU mulai tidak jelas pada musim 2005-06. Puncaknya, Van Nistelrooy dijual MU ke Real Madrid pada awal musim 2006-07.
Dasar pemain istimewa, Van Nistelrooy langsung menjadi top skorer Divisi Primera pada musim pertamanya di Madrid. Dia juga mengantar timnya menjadi jawara Divisi Primera. Wajar hingga kini Van Nistelrooy terus menjadi andalan El Real dalam merobek gawang lawan.
0 komentar:
Posting Komentar