Musim 2006-07, Mutu dianugerahi gelar pemain terbaik oleh Il Calcio. Itu terjadi berkat 16 gol serta 8 assists yang dibuatnya di musim itu.
PERJALANAN karier Adrian Mutu layak disimak dan menjadi contoh. Dialah sedikit pemain yang mampu bangkit dari keterpurukan total untuk kemudian kembali berjaya.
Tahun 1999, Mutu adalah sensasi muda dari Rumania. Pada akhir tahun itu dia direkrut Inter Milan dari Dinamo Bucuresti dengan tebusan 6,5 juta pounds. Namun dia gagal total di Inter. Mutu tidak mencetak gol satu pun dari 10 kali penampilan di Serie-A pada musim 1999-00.
Inter memutuskan untuk meminjamkannya ke Hellas Verona. Di sini Mutu mulai menunjukkan kemampuannya untuk bangkit. Pemain yang pertama kali memulai karier di Arges Dacia Pitesti ini mencetak 14 gol dalam dua musim di Verona. Prestasi ini membuatnya dilirik Parma. Pada awal musim 2002-03, I Gialloblu memutuskan untuk membelinya.
Pindah ke Stadion Ennio Tardini, Mutu mulai bangkit. Dia mencetak 18 gol dari 31 kali penampilan bagi Parma di Serie-A. Ini membuat reputasi Mutu melambung. Banyak tim-tim besar Eropa yang meliriknya. Namun Chelsea yang paling berani. Mereka tak takut mengucurkan dana sebesar 22,4 juta euro untuk menggaet Mutu. Investasi yang tidak kecil karena menjadikan Mutu sebagai pemain Rumania termahal di masa itu.
Masa depan Mutu awalnya sangat gemilang. Pemain mana yang tidak mau bermain di Chelsea yang bergelimang uang? Apalagi Mutu melakukan start bagus di Stamford Bridge. Dia mencetak empat gol dalam tiga pertandingan awal. Dua gol di antaranya diciptakan saat melawan Tottenham Hotspur.
Namun seiring berjalannnya musim, sinar Mutu meredup. Mutu seperti kehilangan naluri mencetak golnya. Ini memaksanya menjadi pemain lapis ke dua di Chelsea. Terlebih lagi dia ditengarai memiliki hubungan buruk dengan manajer The Blues waktu itu, Jose Mourinho.
Mutu frustrasi dan lepas kendali. Gagal di lapangan hijau membuatnya mencari pelampiasan di dunia malam. Pesta-pora setiap hari dilakukannya.
Itulah sumber petaka. Pada September 2004, Mutu gagal dalam tes obat yang dijalaninya. Di dalam tubuhnya ternyata terkandung kokain.
Kontan masa depan Mutu menjadi gelap. Pada 29 Oktober 2004, Chelsea memutuskan untuk memecatnya. Tidak hanya itu, dia juga menerima larangan bermain tujuh bulan dan denda 20 ribu pounds dari FA akibat kebiasannya mengonsumsi kokain.
Karier Mutu jatuh bebas. Semua itu disebabkan oleh kokain yang dicandunya karena ingin terlihat perkasa di ranjang. Mutu diyakini telah habis.
Namun siapa sangka masih ada klub yang mau memakai tenaganya. Adalah Juventus yang berani menggaetnya sejak Januari 2005. Padahal Mutu baru boleh bermain lagi pada 18 Mei 2005. Tapi I Bianconeri bersikukuh dan memberinya kontrak selama lima tahun.
Mutu tidak menyia-nyiakan kepercayaan I Bianconeri. Meski hanya menjadi cadangan, dia selalu tampil bersemangat. Dia pasrah saja ketika pelatih Fabio Capello memainkannya sebagai gelandang.
Hasilnya sungguh positif. Mutu kembali menjadi pemain mumpuni. Ini membuat Fiorentina tak ragu merekrutnya. Di sinilah Mutu mempertegas kebangkitannya. Berduet dengan Luca Toni pada musim 2006-07, Mutu menjadi pasangan striker yang ditakuti di Serie-A.
Ketika Toni hengkang ke Bayern Muenchen musim berikutnya, Mutu tak mengecewakan pendukung La Viola. Dia mampu menggantikan peran Toni sebagai produsen gol utama Fiorentina hingga kini.
Mutu pun kembali naik kasta ke deretan pemain papan atas Eropa. Banyak klub yang meliriknya lagi. Namun sejauh ini dia tegas menolaknya karena ingin membalas jasa Fiorentina yang menariknya bangkit dari keterpurukan.
0 komentar:
Posting Komentar